Peretas Rilis Data Distrik Sekolah LA Atas Kegagalan Membayar Tebusan, Kata Para Pejabat

Peretas di hari Sabtu mengungkapkan data yang diculik dari Area Sekolah Terintegrasi Los Angeles sistem sekolah umum paling besar ke-2 di negara itu—setelah beberapa petinggi menampik untuk bayar pelunasan ke barisan dibalik gempuran cyber itu, kata area itu di hari Minggu, yang terkini dalam rangkaian gempuran ransomware sepanjang tahun-tahun ini.

Bukti Kunci

Tingkat kebocoran belum juga tahu saat area dan penegak hukum menyelidik, kata mekanisme sekolah, tapi tangkapan monitor yang disaksikan oleh Los Angeles Times nampaknya memperlihatkan beberapa nomor Agunan Sosial antara info yang diculik.

Inspektur LAUSD Albert Carvalho menjelaskan ke Los Angeles Times di hari Jumat jika ia tidak yakin info rahasia pegawai area sudah diculik, tapi "kurang percaya" dalam soal info pelajar, seperti nama, nilai, agenda, dan catatan disipliner, menurut media massa itu.

Carvalho menjelaskan dalam sebuah pengakuan di hari Jumat jika ia tidak yakin info perawatan kesehatan atau pengupahan pegawai sudah dipengaruhi, dan menjelaskan proses keselamatan dan genting area masih tetap ada.


Area itu pertama kalinya mengutarakan jika mereka dirundung gempuran ransomware sepanjang akhir minggu Hari Pekerja, dan area itu menjelaskan di hari Jumat jika mereka menampik untuk bayar keinginan pelunasan karena bayar "tak pernah jamin rekondisi data seutuhnya."

Area sudah mempersiapkan hotline yang hendak disiarkan Senin pagi untuk jawab pertanyaan mengenai gempuran itu dan tawarkan support ke beberapa orang yang terserang imbas, kata Carvalho, sesudah menjelaskan minggu kemarin area itu mengharap untuk menyiapkan service pengawasan credit untuk pribadi yang terserang imbas.

Adverstiment


Area itu sudah menampik untuk mengatakan nama peretas yang bertanggungjawab atau jumlahnya uang yang mereka menuntut sebagai pelunasan, tapi sindikat kejahatan online yang menyebutkan dianya Wakil Warga ambil sanjungan atas gempuran itu dan mengeklaim sudah mengambil alih 500 gigabyte data.

Cuplikan Penting

"Bayar pelunasan tak pernah jamin rekondisi penuh data, dan Los Angeles Unified yakin dolar khalayak lebih bagus dihabiskan untuk pelajar kami dibanding berserah pada sindikat kejahatan jahat dan terlarang. Kami terus membuat perkembangan ke arah kestabilan operasional penuh untuk beberapa service tehnologi info pokok," kata area itu dalam pengakuan hari Jumat.
Angka Besar

1,043. Tersebut seberapa banyak sekolah sebagai target gempuran ransomware tahun kemarin, berdasar laporan tahun 2022 dari Emsisoft, sebuah perusahaan keamanan digital.
Latar Belakang Khusus

Latar Belakang Khusus

Minimal 27 area sekolah AS dan 28 kampus sudah jadi korban gempuran cyber tahun ini saja, kata ahli keamanan cyber Brett Callow, seorang riset teror di Emsisoft, ke Los Angeles Times. Menurut perhitungan Callow, minimal 36 dari data yang diculik yang selanjutnya di-launching lewat cara online, dan minimal dua area dan satu perguruan tinggi bayar pelunasan striker mereka.

Baca Juga : Hacker Bjorka Membuat Pemerintah Ketar - Ketir, Siapakah Dia?

Jumlah gempuran cyber yang ditemui organisasi AS sudah bertambah secara menegangkan sepanjang tahun-tahun ini, dan di tahun 2020 saja korban pelunasan bayar kelompok $ 350 juta untuk memperoleh kembali akses ke mekanisme mereka yang diretas, pencari cryptocurrency Chainalysis menjelaskan ke CNN tahun kemarin. Gempuran pada instansi pengajaran dan riset sudah bertambah secara eksklusif.

Tahun kemarin, sasaran ransomware profile tinggi terhitung pipa bensin khusus AS dan penyuplai daging besar, memaksakan ke-2 perusahaan untuk batasi operasi mereka saat sebelum selanjutnya memberikan juta-an dolar dalam pembayaran pelunasan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama